Wana , Juni 1994
04.35
Libur catur wulan telah tiba..
Libur catur wulan telah tiba..
berlibur.. ah jangan terfikir bahwa akan ada
acara jalan jalan ke pantai.. padahal katanya laut itu dekat dari rumah tak
sampai satu jam.. sungguh aku belum pernah ke Kuala Penet di Labuan Maringgai
pun.. apalagi berkhayal akan ada acara ke pantai Pasir Putih atau pantai
Kalinda... atau berlibur ke Way Kambas yang masih satu
kabupaten.. melihat yang katanya disana ada penangkaran
gajah ..No..no..no.. tidak... tak ada mungkin dalam kamus keluarga ku
untuk mengisi acara liburan catur wulan ini ketempat wisata manapun...
Liburan kali ini seperti biasa ibu sudah menyusun jadwal ku untuk "ngored".. ngored itu membersihkan ladang dari rumput rumput liar yang tumbuh agar tidak menggangu tanaman yang ditanam abah,..
Adzan pagi baru berkumandang.. masih gelap dingin menusuk tulang.. tapi panggilan suara abah yang memanggil manggil namaku sudah terdengar.. Abaah.. biarkan aku tidur sebentar lagi saja.. dinggiiin... andai aku bisa mengatakan kalimat itu... aku yakin kalau aku mengatakan itu yang ada adalah.. suara pintu kamar yang digedor cukup keras dibarengi terikan abah.. entahlah.. kadang aku benci abah.,. aku masih kecil masih kelas 3 SD tapi abah selalu membangunkanku di pagi buta.. padahal aku masih sekolah siang nanti jam 12... dan sekarang pun masih waktunya libur... tapi.. ya itulah abah... semua anaknya dan ku yang bungsu pun harus bangun di pagi buta.. tak ada namanya bangun siang apalagi tidur di pagi hari.. TIDAK...
dari pada mendengar abah ngomel dan marah tiada
henti pagi ini mau tak mau akupun harus melangkah lunglai keluar dari kamar..
dan hanya satu tempat tujuanku.. meja makan yang terbuat dari kayu besar yang
ada didapur.. dan tidur tengkurap diatasnya.. sambil menuggu abah selesai shalat
subuhnya karna aku tau kalau abah sudah keluar maka abah akan marah lagi
melihatku tertidur diatas meja itu dan kembali mengomel menyuruhku shalat subuh
dengan berbagai nasehat nasehat yang sering membuatku sebal.. sebal kenapa tiap
subuh aku harus bangun sepagi ini.. tidak seperti Nisa dia selalu bangun jam
tujuh.. atw Fikri yang terserah dia mau bangun jam berapa.. atw yang lainnya..
abah.. sungguh kenapa abah begitu galak..!!!
07.00
Bersiap menghabiskan liburanku kali ini… bekal sudah siap di tas
hitam bahan kain hasil jahitan tangan Abah.. idengan bekal hanya Nasi sambel
terasi dan sayur “gomjang tempe” sayur yang paling mudah dan murah.. hanya
perlu sedikit irisan bawang dan cabe ditumis lalu masukan tempe dan beri air
yang banyak biar kuahnya banyak.. aku sering merengek minta pada ibu agar
tempenya di Balado atw juga digoreng pake terigu, sepertinya lebih enak.. tapi
selalu dengan alasan yang sama.. “kalau dimasak begitu ga cukup dapetnya
sedikit ga bisa buat rame-rane…”
It’s Time to go.. saatnya berangkat..
Bersiap ke ladang kebon Kelapa katanya namanya.. entah
kenapa disebut kebon kelapa padahal yang kutahu sekelilingnya dan isi dari
kebunnya adalah pohon lada.. mungkin apa karena pemelang (pembatas kebun)nya
terdiri dari deretan pohon kelapa yang jadi disebut kebon kelapa.. entahlah..
aku tak tau.. jalannya cukup lembab dan becek.. padahal bukan musim hujan..
jalan tanah selebar dua meter yang tengahnya sangat lah jeblok begas kaki sapid
an gerobak sapi yang setiap hari melewati.. lubang lubang tanah basah bekas
injakan kaki sapid an lubang panjang bekas tarikan roda gerobak membuat jalan
itu tambah becek.. aku harus berjalan hati hati di sebelah kiri jalan sambil
berpegangan pohon yang ada disamping agar aku tidak terpeleset dan jatuh kedalam
jalan tanah yang basah dan “Ledok’ itu.. tidak akan melukaiku atau mebuatku
cidera tapi yang pasti pasti tanah basah itu akan menempel semua di baju dan
badanku..
Untunglah liburan kali ini ibu hanya mengajakku ngored di
Kebon kelapa.. jaraknya dekat dengan rumah dan tidak menanjak.. mungkin tak
sampai 15 menit dari rumah.. untung tidak pergi ke gunung bauh yang harus
ditempuh selama satu jam berjalan kaki dan harus mendaki gunung..
Yah.. inilah liburanku.. berlibur kekebun membantu ibu
mebersihkan rumput liar itu katanya biar tidak mengganggu tanaman lada biar
tanaman ladanya gemuk dan sehat sehingga bisa berbuah banyak..
Tapi ya aku selalu senang dengan rutinitas liburan ini..
karena ada satu hiburan yang paling dan sangat aku nikmati.. menikmati pohon
pohon tinggi disekililingku.. menikmatinya bukan sekedar hanya melihat dan
mengaguminya.. tentu aku harus memanjatnya..
memanjat pohon mede yang hanya pendek.. mungkin tak sampai dua meter..
hanya untuk berayun ayun dan bergoyang diatas nya saat aku istirahat sejenak
membersikan rumput itu… atau menikmati tingginya pohon salam itu.. sayang aku
belum pernah berhasil memanjatnya… pohonnya tinggi lurus..tanganku tak pernah
berhasil memeluknya.. dan cabang terdekatnya pun tinggi sekali.. pohonnya sangat
licin.. jadi aku tidak pernah berhasil memanjatnya,.. yang bisa kulakukan
hanyalah memungut buah buah salam yang berjatuhan.. buahnya merah kecil kecil
dengan rasa yang manis manis sepet.. . rasa enak.. ya tentu enak.. karena hanya
itu yang bisa kunikmati tanpa harus mengeluarkan uang..
Tapi dari semua pohon pohon itu, pohon tangkil adalah pohon yang paling suka ku
panjat.
Apalagi ibu menyuruh ku untuk mengambil buah dan pucuk daun
muda tangkil untuk bahan sayur asem.. ehm.. horee.. aku berteriak bahagia dalam
hati..
Memajat pohon tangkil mungkin bukan suatu perkara yang susah
karena cabangnya yang banyak pada batang dan tersusun rapi,, tapi cabang nya
tidak menempel kuat pada pada batang.. “lem nya ga kuat..” itu kata ibu ketika
aku bertanya kenapa cabang tangkil begitu mudah patah..
Aku tau cabang tangkil mudah patah karena aku pernah jatuh karena
tidak hati hati dan mematahkan batang tangkil yang ku injak..
Banyak hal, rasa, kebahagian, kepuasan dan mimpi saat aku
menikmati cabang demi cabang..ranting demi ranting pohon tangkil yang aku
panjat.. menikmati indahnya daunnya.. memetik buahnya.. dan yang paling kusuka
adalah saat aku berada diatas puncak pohon itu..
Menikmati dan memandang awan dilangit yang seolah dekat..
melayangkan anganku.. khayalku,,. Dan mimpiku..
Melihat sekawanan burung dari yang terbang diatas kepalaku..
awan yang berbaris cerah.. membawa semua imaji dan mimpi ku entah kemana..
Dan pohon tangkil adalah salah satu yang mebuatku mau diajak
kegunung Bauh oleh abah.... itu artinya aku kan lebih mendapatkan sensasi
kenikmatan saat memanjat puncak pohon di
gunung Bauh..
Saat aku sampai dan siap memanjat aku cari pohon kesayanganku..
pohonnya cukup tinggi dan paling tinggi diantara pohon lainnya..
ranting-rantingnya yang sudah lebih tua sehingga lebih kuat saat aku harus
menginjaknya.. batang pohonnya yang
lurus menjulang tinggi keatas tapi dari bagian bawah sampai setengah batangnya
melengkung 45 deratajat aku sering
bilang pada ibu ku pohonnya seperti orang hamil..melengkung di pinggangnya..
sehingga memudahkanku memanjatnya…
Tapi dari itu semua hal yang paling kucintai dari pohon ini
adalah letaknya ada paling atas dari ladang kebunku di gunung Bauh ini..
Karena batang bawahnya yang melengkung membuatku begitu
mudah memanjat pohonnya.. saat aku bisa
meraih cabang pertama dari pohon tangkil ini aku menjadi lebih bersemangat..
tubuhku seolah menjadi ringan tanpa beban dan tanpa gravitasi.. aku memanjat dengan cepat satu hal
yang kutuju aku ingin segera sampai di puncak pohon ini.. dimana di puncak itu
aku akan menemukan imajinasiku.. mimpiku..
Tinggal dua dahan lagi aku kan menggapai puncak itu..
semakin keatas cabangnya semakin kecil dan runcing.. terpaan anginpun kian
berasa menggoyangkan pucuk pohon ini.. tapi aku menikmati semua itu.. aku tidak
pernah lupa bahwa aku hanya gadis kecil.. ya aku perempuan.. tapi memanjat dan
mencapai puncak pohon adalah hobiku,.. dengan memanjat pohon hingga puncaknya..
aku seolah bisa menaklukan semua dunia.. semakin keras angin bertiup dan
menggoyangkan puncaknya aku semakin menikmatinya…
Akhirnya.. aku pun barada dipuncak.. puncak tertinggi diatas
gunung tinggi dari pohon tangkil ini.. aku mencoba berdiri diatas puncak itu..
tanpa rasa takut bahwa angin akan mematahkan pucuk dahan pohon tangkil yang
kuinjak… angin bertiup kencang dan semakin menggoyangkan pucuk pohon ini.. dan
aku senang sambil berpegang erat pada batang pohon yang sedang bergoyang.. aku
solah sedang berayun.. ah akumenikmati semuanya.. kupandang langit yang begitu
dan seolah dekat diatas kepalaku.. semuanya seolah begitu dekat.. awan awan
yang berbaris itupun amatlah dekat.. kulihat seberang dari gunung Bauh ini..
tanpa ada penghalang aku melihat gunung Wana yang ada disana.. ya puncak Gunung
Wana .. yang selama ini hanya bisa ku lihat dngan warna keabu abuan.. tapi dari
puncak ini aku bias melihat isi puncaknya dengan jelas.. bahkan sepertinya ada
lapangan luas mungkin itu kebun jagung… Indah.. kembali.. anganku imajinasiku
dan mimpiku melayang.. luasnya dunia ini.. slama ini yang ku tau hanyalah desaku..
desa wana.. sindang sari.. sudah.. Sribhawano saja yang jaraknya hanya 10 Km dr
rumahku sangat jarang kesana.. aku lewat hanya ketika ibuku mengajakku ke pasar
Simpang Sribhawono.. dan tentunya dua bulan sekali pun tidak.. Ibu biasanya
mengajakku kepasar kalau hanya saat musim lada atau mau lebaran atau ada acara
kegiatan besar seperti Maulid Nabi.. dan aku belum tentu selalu diajak.. itu
saja bagiku sungguh jalan jalan yang sangat menyenagkan.. pasar seperti kota
yang sangat besar buatku..melihat ruko ruko bertingkat itu bagiku sangat WAh.. Aku bisa naik mobil.. padahal mobil yang
kunaiki seringnya mobil tua yang didalam nya penuh sesak dengan belanjaan para
pedagang yang punya warung di desaku.. tapi aku senang.. kalau beruntung aku
bisa memilih tempat duduk didekat jendela.. aku akan mebuka jendela mobil
dengan lebar. Dan menikmati hembusan angin diwajahkau.. bagiku itu sangat
sangat istimewa..
Di pucuk tangkil itulah aku bisa mengembangkan anganku..
mimpiku.. khayaku.. aku tak tau seberapa dan berapa luas dunia diluar sana..
aku sering membaca buku tentang keindahan kota kota di Indonesia.. melihat di
Tv tingginya gedung gedung bertingkat di Jakarta.. tapi aku tak pernah tau..
aku sering mendengar cerita teman temanku tentang indahnya Pantai Pasir Putih
atu Merak Belatung.. sungguh aku belum pernah tau itu semua.. aku hanya bisa
mendengar dari cerita.. Melihat dari layar TV.. atau membaca dari buku buku
geografi SMP milik kakaku.. dari semua
itu.. diatas puncak tangkil inilah aku menggabungkan semua info yang
kuperoleh.. aku membayangkan andai aku bisa melihat indahnya Pasir putih dan
deru ombak dipantai.. atau aku bisa menimati Naik Bisk e Kota menikmati gedung-
gedung tingginya.. andai aku bisa
kesana.. ..
0 Response to "Mimpi di Pucuk tangkil"
Post a Comment