Penelitian menyimpulkan
bahwa interaksi orang tua dengan bayi mereka pada tahun pertama kehidupannya
dapat dipakai untuk memperkirakan masalah perilakunya di kemudian hari
Hidayatullah.com--
Sebuah studi yang
diikuti hampir 1.900 anak dari masa balita hingga usia 13 tahun, menemukan
bahwa anak yang ibunya memberikan cukup banyak dorongan intelektual selama
tahun pertama kehidupannya –membacakan sesuatu untuk mereka, mengajak mereka
bicara, dan membawa mereka keluar rumah sepertinya tidak terlalu mempunyai
masalah serius dalam perilakunya.
Pada saat yang sama,
masalah perilaku–menyusahkan juga berkaitan dengan ukuran tertentu dari
perangai anak selama masa pertumbuhannya –seperti betapa rewelnya mereka, atau
apakah mereka secara umum bahagia atau memiliki mood yang berubah-ubah.
Penemuan-penemuan
tersebut menyimpulkan bahwa pola asuh dan perangai anak adalah pertanda yang kuat
dari perilakunya dikemudian hari, para peneliti menyimpulkan dalam the Journal of Abnormal Child Psychology.
Menurut para peneliti
yang dipimpin Dr. Benjamin B. Lahey dari the University of Chicago, penemuan
juga menunjukkan keuntungan potensial dari pembelajaran ketrampilan yang
diperlukan oleh ‘orang tua baru’.
“Penemuan yang sedang
dipelajari sejalan dengan hipotesis menyatakan bahwa campur tangan pengasuhan
selama tahun pertama kehidupan anak akan menguntungkan untuk mencegah anak
membuat masalah dikemudian hari,” tulis para peneliti.
Studi ini melibatkan
1.863 anak dan ibunya di Amerika. Ketika anak-anak masih bayi, para peneliti
mengunjungi rumah mereka dan mengamati interaksi diantara mereka. Para ibu juga
diwawancara perihal karakter perilaku bayi.
Secara keseluruhan, tim
Lahey menemukan, bayi-bayi yang sering rewel atau memiliki pola perilaku yang
tidak bisa diperkirakan – misalnya, menjadi lapar atau capek pada waktu berbeda
di setiap harinya – nampaknya akan mempunyai masalah perilaku pada masa
kanak-kanaknya di kemudian hari.
Masalah ini mencakup
hal-hal seperti suka keluar kelas atau ngobrol di sekolah, tidur-tiduran,
mengganggu temannya, atau tidak mematuhi orang tuanya.
Sebaliknya, anak-anak
yang tidak terlalu rewel dan bisa ditebak suasana hatinya sebagai bayi-bayi
yang ‘beresiko rendah’ membuat masalah dikemudian hari, lapor para peneliti.
‘Resiko rendah’ yang
kurang lebih sama terlihat pada anak-anak yang ibunya memberi cukup dorongan
intelektual di masa bayi – misalnya dengan membacakan sesuatu untuk mereka atau
mengajaknya keluar rumah secara teratur.
Pola asuh semacam itu,
menurut para peneliti, mungkin merupakan cerminan yang baik bagaimana perhatian
dan kasih sayang orang tuanya secara umum. Namun merangsang aktivitas selama
masa balita mungkin dapat memudahkan pengembangan bahasa bagi anak-anak untuk
berkomunikasi dan bersosialisasi.
Seperti perangai diawal
kehidupannya dan perilaku di masa kanak-kanak, diketahui bahwa pada tingkat
tertentu ditentukan oleh faktor keturunan, tulis Lahey dan rekan-rekannya.
Namun demikian, para
peneliti menyimpulkan, “banyak hal tetap harus dipelajari tentang mekanisme
melalui perangai bayi, pola asuh selama masa pertumbuhan, dan permasalahan yang
dibuat dikemudian hari adalah hal yang berkaitan.” [rtr/tnm/www.hidayatullah.com]
0 Response to "Perangai Bayi Menggambarkan Perilakunya Dikemudian Hari "
Post a Comment