Ilustrasi : Pengemudi mengalami Mirosleep. (Foto : blog.verlo.com)
Sejumlah pemudik pengguna kendaraan sudah memadati jalur-jalur utama khususnya di Jalur Pantura maupun jalur sumatera. Menempuh ratusan kilometer untuk berjumpa keluarga di hari raya membuat masyarakat Indonesia rela mengemudi jauh selama berjam-jam.
Secara teori, mengemudi disarankan paling lama tiga jam apabila kondisi jalanan lancar dan empat jam ketika macet. Segeralah istirahat bila sudah memenuhi waktu tersebut. Lalu, apa jadinya bila terlalu memaksakan
Pernah kah anda mengalami situasi di mana anda sedang berkendara tiba-tiba terlelap??
Pernah kah anda mengalami situasi di mana anda sedang berkendara tiba-tiba terlelap??
Truk yang pada mulanya masih jauh jaraknya tiba tiba berada di depan mata.
Menurut Medscape, microsleep ini menyebabkan terjadinya 1.500 insiden kecelakaan fatal di Amerika Serikat (AS) tiap tahunnya. Lembaga keselamatan berkendara Inggris, Brake, mengungkap kondisi microsleep ini 44 persen dialami oleh laki-laki dan 22 persen oleh perempuan ketika berkendara.
Nah, sebuah studi yang dilakukan di Jerman coba membuktikan soal
gejala microsleep yang bisa dialami manusia. Mereka meminta sukarelawan
mengemudi di simulator selama 40 menit dengan interval waktu pukul 01.00 dan
07.00 pagi. Sukarelawan tak
diperkenankan untuk mengambil istirahat dan hasilnya, dia mengalami microsleep.
Mobil yang ia kendarai pun keluar jalur dan berpotensi kecelakaan.
Pada kecepatan 70km/jam, microsleep selama 3 detik menyebabkan kenderaan menyusur tanpa kendali sejauh 200 meter.
Dalam jarak 200 meter, nyawa bisa melayang dalam sekejap mata. Bayangkan apa yang terjadi apabila kenderaan berada pada kecepatan 100 km/j.
Seringkali pengemudi menganggap dia kebal.
"Kecelakaan hanya terjadi kepada orang lain. Aku pandai bawa mobil dan Kondisi mobil pun bagus."
Keinginan untuk bersama keluarga tersayang yang terpisah buat sekian lama dijadikan motivasi untuk terus berkendara walaupun sudah terlalu mengantuk.
Ada juga yang berpendapat jika kenderaan dipacu kencang, akan mengantuk akan berkurang, akibat ada hormon 'adrenaline' yang meningkatkan upaya 'fight or flight'. (Fight or flight adalah sitiuasi dimana badan bersedia untuk menghadapi keadaan yang memberhayakan diri: lari atau lawan).
Adapula sebahagian orang berpendapat jalan yang berliku seperti kelok 44 dianggap bisa menghilangkan rasa kantuk karena pengendara lebih fokus pada belokannya.
Dua fakta di atas hanya mengundang bahaya.
Kesan 'fight or flight' hanya seketika saja. Sistem badan akan 'burn out' dan akhirnya bisa menyebabkan microsleep yang lebih lama.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
🔺 BERHENTI.
Ilustrasi : Berhenti sejenak dipinggir tol. (Foto : Bismania.com)
🔺 PARKIR MOBIL DI TEMPAT YANG AMAN
Ilustrasi : Parkir ditempat peristirahatan. (Foto : Otobalancing.net)
Ilustrasi : Tidur di dalam mobil. (Foto : Allianz.com)
Ulang setiap kali anda mula berasa mengantuk. Berhenti beristirahat setiap dua jam untuk berkendara jarak jauh.
Untuk penumpang yg duduk disamping Pak Sopir, jadilah co-driver yang baik. Coba lakukan beberapa hal ini:
1. Ajak pengendara berbincang, utk mengurangi rasa bosan.
2. Perhatikan cara berkendara. Jika sudah mulai tidak ikut mengikut lajur, tegur Pak Sopir..
3. Sekali sekali lihat instrumen di dashboard, Apakah berkendara terlalu cepat? Apakah ada lampu - lampu peringatan yang menyala? Jika ada, tegur.
Berhati hati di jalan raya. Musim libur telah dimulai. Jangan jadikan diri dan keluarga anda bahagian daripada statistik kecelakaan.
Selamat mudik, semoga sampai tempat tujuan dan kembali dengan selamat.
Sumber :
- https://kumparan.com/gesit-prayogi/bahaya-microsleep-saat-mudik-dan-cara-mencegahnya
- Group WA
0 Response to "AWAS BAHAYA MICROSLEEP...!! Buat Para Pemudik dan cara pencegahannya"
Post a Comment