Artikel bagus, semoga bermanfaat .........
Bahan renungan untuk Pribadi
Judul : Mata Ibuku Cuma Sebelah
Dibuat : 09 April 2007
Ilustrasi : Tangisan seorang ibu. (Foto : shareinfomanfaat.blogspot.com)
Aku sungguh membenci ibuku, memalukan sekali ia memiliki mata hanya sebelah. Ia menjadi juru masak di sekolahku, untuk membiayai aku dan ibu. Suatu hari ketika aku masih SD, ibuku datang menghampiriku. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya dengan penuh kebencian dan aku lari menjauhi ibuku. Keesokan harinya di sekolah banyak yang menghinaku “Ibumu hanya punya satu mata?!?!” Ieeeeee, jerit seorang temanku. Aku berharap ibuku lenyap dari muka bumi. Ujarku pada ibu, “Bu. Mengapa Ibu tidak punya dua mata mana yang satu matanya? Kalau Ibu hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!” Ibuku tidak menyahut. Aku merasa agak tidak enak, tapi pada saat yang bersamaan, lega rasanya sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali kukatakan selama ini. Mungkin karena Ibu tidak menghukumku, tapi aku tak berpikir sama sekali bahwa perasaannya sangat terluka karena omonganku tadi.
Malam itu.. Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku sedang menangis, tanpa mengeluarkan suara, seakan-akan ia takut aku akan terbangun karenanya. Aku memandangnya sejenak, dan kemudian berlalu. Akibat perkataanku tadi, hatiku tertusuk. Walaupun begitu, aku membenci ibuku yang sedang menangis dengan satu matanya. Jadi aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi orang yang sukses tanpa ibuku.
Kemudian aku belajar dengan tekun. Kutinggalkan ibuku dan pergi ke Bandung untuk menuntut ilmu. Lalu aku pun menikah. Aku membeli rumah dan kemudian akupun memiliki anak. Kini aku hidup dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggalku karena tidak membuatku teringat akan ibuku. Kebahagian ini bertambah terus dan terus, hingga suatu ketika….. anak-anakku berlari ketakutan ada apa, Apa?! Siapa ini?! Itu ibuku. Seakan-akan langit runtuh menimpaku Bukan ngeri karena melihat mata Ibuku. Tapi karena malu pada keluargaku. Kataku, “Siapa kamu?! Aku tak mengenal dirimu!!” Untuk membuatnya lebih dramatis, aku berteriak padanya, “Berani-beraninya kamu datang ke sini dan menakuti anak-anakku! hah!” “KELUAR DARI SINI! SEKARANG!!”.
Ibuku hanya menjawab perlahan, “Oh, maaf. Sepertinya saya salah alamat,” dan ia pun berlalu. Untung saja ia tidak mengenaliku. Aku sungguh lega. Aku tak peduli lagi. Akupun menjadi sangat lega.
Suatu hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku di Bandung. Aku berbohong pada istriku bahwa aku ada urusan kantor. Akupun pergi ke sana . Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua, yang dulu aku sebut rumah.. Hanya ingin tahu saja. Di sana, kutemukan ibuku tergeletak dilantai yang dingin. Namun aku tak meneteskan air mata sedikit pun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untukku. “Anakku..Kurasa hidupku sudah cukup panjang.. Dan.. aku tidak akan pergi ke Bandung lagi.. Namun apakah berlebihan jika aku ingin kau menjengukku sesekali? Aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat gembira ketika tahu kau akan datang ke reuni itu. Tapi kuputuskan aku tidak pergi ke sekolah. Demi kau.. Dan aku minta maaf karena hanya membuatmu malu dengan satu mataku. Kau tahu, ketika kau masih sangat kecil, kau mengalami kecelakaan dan kehilangan satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tak tahan melihatmu tumbuh hanya dengan satu mata. Maka aku berikan mataku untukmu. Aku sangat bangga padamu yang telah melihat seluruh dunia untukku, dengan mata itu. Aku tak pernah marah atas semua kelakuanmu padaku. Ketika kau marah padaku.. Aku hanya membatin sendiri, “Itu karena ia mencintaiku” Anakku! Oh, anakku!”.
Seperti tersambar petir, kupeluk erat tubuh renta itu. tak terbendung air mataku bercucuran tak henti. teringat perlakuan yang telah kuberikan sejak kecil terhadap ibuku. gemetar tubuh ini menatap ibuku yang tergolek lemah. sudah terlambat penyesalan ini. dia telah pergi.... oh ibu aku durhaka padamu.... satu mata ini ternyata milikmu...
Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki sekarang dibandingkan apa yang tidak dimiliki oleh jutaan orang lain! Luangkan waktu untuk mendoakan ibu Anda!
Teman....mungkin cara kasar untuk menyadarkan dan mendapatkan penghargaan dari orang lain sudah tidak baik lagi. Namun yang perlu kita sadari, bahwa orang akan menghargai dan kita, jika kita menghargai dan mejaga sikap kita pada orang lain apalagi ibu kita.
Saya berharap artikel-artikel sederhana ini dapat menjadi teman yang mencerahkan saat kita dipenatkan oleh kesibukan.
Wassalamualaikum wr.wb
Sumber asli : tidak diketahui
teruntuk pembuat/penulis kisah ini, semoga bekah dan bermanfaat tulisan anda.
- https://hyakimarufaris.wordpress.com/2009/11/15/kisah-seorang-ibu-dan-anak-durhakabaca/
- Kompasiana
0 Response to "Mata Ibuku hanya sebelah..."
Post a Comment